
Pada era ketika gawai, internet, dan media sosial menjadi pusat hidup manusia modern, ada satu dunia yang tetap hidup—dunia yang berdenyut lewat gelombang radio, suara penyiar, dan semangat persahabatan yang melintasi jarak. Dunia itu hidup di antara para DXer, pemantau radio lintas frekuensi, dan para sahabat pena yang masih memelihara seni berkomunikasi dengan cara-cara yang lebih manusiawi.
Di antara banyaknya komunitas DXer di Indonesia, ada satu nama yang sejak tahun 1995 terus menjaga api itu: MAPEM Club, sebuah klub pendengar radio dan pecinta sahabat pena yang lahir di Lombok Timur. MAPEM Club bukan sekadar perkumpulan hobi. Ia adalah ruang yang menjadi rumah bagi nilai-nilai persahabatan, persaudaraan, informasi, dan pemerataan pengetahuan yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Dengan motto “Jelajah Dunia Dengan Radio” serta “Persahabatan – Persaudaraan – Informasi”, klub ini membawa visi besar: menjadikan radio bukan hanya sebagai sarana informasi, tetapi juga jembatan persatuan.
Sejarah Berdirinya MAPEM Club
MAPEM Club atau Media Persahabatan Monitor’s Club resmi didirikan di Lombok Timur pada 16 November 1995. Pada masa itu, radio masih menjadi media primer untuk hiburan, berita, dan informasi internasional. Banyak pendengar setia yang terhubung bukan hanya dengan suara penyiar, tetapi juga dengan sesama penggemar radio di berbagai daerah dan negara.
Di tengah perkembangan itu, muncul kebutuhan akan wadah komunitas yang bisa menyatukan para pendengar dari berbagai latar belakang, terutama mereka yang menggemari kegiatan monitoring siaran internasional atau yang kita kenal sebagai DXing.
Para pendiri MAPEM Club memahami bahwa radio tidak sekadar menyampaikan suara; ia juga membuka jendela dunia. Dari gelombang radio, seseorang bisa merasakan denyut kehidupan dari negara lain—mengenal budaya, mendengar berita internasional, memahami perbedaan, dan pada saat yang sama, menemukan persamaan.
MAPEM Club lahir dari semangat itu: menghubungkan orang dengan orang, suara dengan suara, dan cerita dengan cerita.
Makna Motto MAPEM Club
Dua motto utama MAPEM Club bukan hanya slogan, tetapi cerminan nilai filosofis yang dianut komunitas:
⭐ “Jelajah Dunia Dengan Radio”
Radio menjangkau ruang-ruang yang tidak selalu bisa diakses oleh teknologi modern di masa itu. Radio memungkinkan seseorang mengikuti dinamika dunia hanya dengan sebuah antena. Dari desa di Lombok Timur, suara dari Beijing, Tokyo, Berlin, Seoul, dan kota-kota lain bisa terdengar jelas.
Melalui DXing, anggota MAPEM Club bisa merasakan pengalaman “berkeliling dunia” tanpa harus berpindah tempat.
⭐ “Persahabatan – Persaudaraan – Informasi”
Ini adalah tiga pilar utama MAPEM Club:
- Persahabatan: Menghubungkan individu-individu dari latar belakang berbeda.
- Persaudaraan: Memperkuat rasa solidaritas, saling mendukung, dan saling memahami.
- Informasi: Memperluas wawasan melalui radio, korespondensi pena, dan pertukaran informasi.
Tiga nilai ini menjadi fondasi kuat yang membuat MAPEM Club bertahan lebih dari dua dekade.
Tujuan Pendirian MAPEM Club
Selain sebagai wadah hobi, MAPEM Club memiliki tujuan sosial dan edukatif yang lebih luas:
1. Mempererat Persahabatan
MAPEM Club menghimpun individu dari berbagai daerah dan status sosial untuk berbagi rasa dalam persahabatan sejati—tanpa pamrih, tanpa batas, dan tanpa sekat.
2. Menggalang Persaudaraan lintas suku, agama, dan budaya
Klub ini menjadi ruang yang inklusif. Anggotanya terdiri dari kalangan pelajar, mahasiswa, pekerja, petani, ASN, hingga diaspora.
Semua diterima, dihargai, dan didukung.
3. Memeratakan Informasi Berbasis Radio
Di era 90-an, tidak semua wilayah memiliki akses informasi yang merata. Melalui klub ini, anggota bisa bertukar data siaran, jadwal frekuensi, dan berita internasional.
4. Membangkitkan Kreativitas dan Produktivitas
MAPEM Club mendorong anggotanya aktif berkarya, menulis, mengumpulkan data DXing, hingga membuat laporan pemantauan radio—aktivitas yang memperkuat kemampuan analisis dan dokumentasi.
5. Menjadi Ruang Bertukar Koleksi
Selain DXing, klub ini juga menjadi pusat pertukaran hobi seperti:
- Filateli (koleksi perangko)
- Kartu telepon
- Souvenir dalam dan luar negeri
- Uang asing dan uang kuno
- Alamat artis
- Kartu pos edisi khusus
- Dan berbagai memorabilia lainnya.
Karakter dan Prinsip MAPEM Club
MAPEM Club menegaskan bahwa mereka bukan organisasi formal seperti LSM atau instansi pemerintahan. Mereka hadir sebagai klub hobi dengan beberapa prinsip:
- Non komersial
- Non formalitas
- Tidak mengikat
- Menjunjung tinggi kekeluargaan
- Berlandaskan Asah, Asih, Asuh
- Berjiwa gotong royong dan kesetiakawanan
Keunikan inilah yang membuat MAPEM Club tetap hidup dan relevan hingga sekarang.
Siapa Saja Anggota MAPEM Club?
Anggota klub berasal dari berbagai:
- Status sosial
- Usia
- Latar belakang ekonomi
- Pendidikan
- Tempat tinggal
- Kepercayaan
Ada anggota dari pedesaan, perkotaan, bahkan dari berbagai provinsi di Indonesia. Keragaman itu justru membuat klub ini kaya akan cerita dan pengalaman.
Aktivitas Utama MAPEM Club
⭐ 1. DXing dan Monitoring Radio
Ini adalah inti kegiatan. Anggota melakukan pencatatan siaran radio internasional, memantau frekuensi terbaru, dan mengoleksi QSL card sebagai bukti penerimaan siaran.
⭐ 2. Persahabatan Pena
Di masa sebelum internet, korespondensi lewat surat adalah sarana komunikasi yang romantis dan bermakna. MAPEM Club memfasilitasi hubungan penasahabatan antar anggota maupun antar negara.
⭐ 3. Pertukaran Informasi
Mulai dari jadwal siaran, laporan frekuensi, berita dunia, hingga informasi mengenai kontes internasional radio.
⭐ 4. Pertukaran Koleksi Hobi
Sebagaimana disebutkan sebelumnya: perangko, kartu telepon, uang kuno, kartu pos, dsb.
⭐ 5. Penerbitan Informasi Club
MAPEM Club pernah menerbitkan berbagai buletin dan informasi melalui pos, dan sejak 2009 juga memanfaatkan internet.
⭐ 6. Kegiatan Komunitas
Termasuk pertemuan anggota, kegiatan sosial, berbagi pengalaman DXing, hingga sayembara.
Perkembangan MAPEM Club di Era Modern
Sejak 2009, MAPEM Club resmi membuka blog di:
👉 https://mapem-atensi.blogspot.com
Blog ini menjadi pusat dokumentasi aktivitas, artikel, informasi radio, serta arsip kegiatan klub. Perpindahan dari metode konvensional ke digital membuat MAPEM Club menjangkau lebih banyak audiens, termasuk generasi muda yang tertarik dengan dunia monitoring radio.
Meskipun tantangan era digital cukup besar — di mana radio bersaing dengan streaming, podcast, dan media visual — namun MAPEM Club tetap bertahan. Tidak hanya bertahan, tetapi juga terus mengembangkan cara baru untuk tetap relevan.
Peran MAPEM Club dalam Dunia Monitoring Radio Indonesia
MAPEM Club memiliki kontribusi nyata dalam:
- Memperkenalkan dunia DXing kepada generasi baru
- Mendokumentasikan informasi radio internasional
- Menjadi jaringan komunikasi antar-penggemar radio di berbagai wilayah
- Menjadi pelopor komunitas hobi radio di NTB
- Menjalin persahabatan lintas daerah dan negara
Di saat banyak komunitas zaman dulu “punah” karena perkembangan teknologi, MAPEM Club menjadi contoh komunitas yang mampu beradaptasi.
Tantangan dan Peluang ke Depan
Tantangan
- Generasi muda lebih terbiasa dengan media visual daripada radio
- Minimnya frekuensi internasional yang bisa ditangkap di era digital
- Kompetisi dengan media internet
- Penurunan jumlah stasiun shortwave dunia
Namun peluangnya tetap besar
- Meningkatnya minat pada hobi retro
- Radio digunakan untuk emergency communication
- DXing menjadi niche content dengan komunitas global loyal
- Banyak stasiun yang kembali ke shortwave untuk menjangkau area konflik
- Blog dan arsip seperti MAPEM Club menjadi rujukan historis
MAPEM Club memiliki kesempatan memperluas pengaruhnya melalui:
- Edukasi radio untuk sekolah
- Konten digital YouTube / podcast
- Pelatihan monitoring bencana
- Komunitas online nasional
- Kolaborasi antar klub DXer di Indonesia
Penutup
MAPEM Club adalah lebih dari sekadar klub hobi. Ia adalah simbol persahabatan lintas jarak, jembatan informasi, ruang belajar, serta bukti bahwa komunitas yang dibangun dengan cinta dan ketulusan bisa bertahan puluhan tahun.
Di tengah derasnya arus digitalisasi, MAPEM Club tetap menjadi pengingat bahwa suara radio—yang sederhana tetapi hangat—masih mampu menyatukan manusia. Dari Lombok Timur, klub ini terus membuka jalan bagi siapa pun yang ingin menjelajah dunia dengan radio.



