Media sosial merupakan salah satu fenomena yang paling mempengaruhi kehidupan manusia di era digital ini. Media sosial memberikan banyak manfaat, seperti memudahkan komunikasi, berbagi informasi, hiburan, dan edukasi. Namun, media sosial juga memiliki dampak negatif yang tidak bisa diabaikan, baik bagi individu maupun masyarakat.
Dampak negatif media sosial dapat berupa gangguan kesehatan mental, penurunan produktivitas, penyebaran hoaks, cyberbullying, dan radikalisasi. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang dampak negatif media sosial dan bagaimana cara mengatasinya.
Dampak Negatif Media Sosial
Gangguan Kesehatan Mental
Salah satu dampak negatif media sosial yang paling sering dirasakan adalah gangguan kesehatan mental. Beberapa gangguan kesehatan mental yang dapat dipicu oleh media sosial adalah:
Depresi
Depresi adalah kondisi psikologis yang ditandai dengan perasaan sedih, putus asa, tidak berharga, dan tidak berdaya yang berlangsung lama. Depresi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah media sosial. Media sosial dapat menyebabkan depresi karena:
- Membandingkan diri dengan orang lain. Media sosial sering menampilkan sisi positif dan glamor dari kehidupan orang lain, seperti penampilan, prestasi, hubungan, dan gaya hidup. Hal ini dapat membuat pengguna media sosial merasa tidak puas, iri, dan minder dengan diri sendiri.
- Kurangnya interaksi sosial yang nyata. Media sosial dapat menggantikan interaksi sosial yang nyata dengan interaksi virtual yang kurang mendalam dan bermakna. Hal ini dapat menyebabkan pengguna media sosial merasa kesepian, terisolasi, dan tidak memiliki dukungan sosial yang cukup.
- Kecanduan media sosial. Kecanduan media sosial adalah kondisi di mana seseorang tidak dapat mengontrol penggunaan media sosialnya dan mengabaikan aspek-aspek penting lainnya dalam hidupnya, seperti pekerjaan, belajar, keluarga, dan kesehatan. Kecanduan media sosial dapat menyebabkan depresi karena mengurangi waktu tidur, aktivitas fisik, dan keseimbangan hidup.
Kecemasan.
Kecemasan adalah kondisi psikologis yang ditandai dengan perasaan cemas, khawatir, takut, dan gelisah yang berlebihan dan tidak rasional. Kecemasan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah media sosial. Media sosial dapat menyebabkan kecemasan karena:
- FOMO (Fear of Missing Out). FOMO adalah rasa takut ketinggalan informasi, aktivitas, atau kesempatan yang ada di media sosial. FOMO dapat membuat pengguna media sosial merasa harus selalu update, online, dan terlibat dalam media sosial, sehingga mengalami stres, tekanan, dan kegelisahan.
- Nomophobia (No Mobile Phone Phobia). Nomophobia adalah rasa takut kehilangan atau tidak memiliki akses ke ponsel atau media sosial. Nomophobia dapat membuat pengguna media sosial merasa panik, cemas, dan tidak tenang ketika tidak dapat mengakses media sosial, seperti saat ponsel rusak, baterai habis, atau sinyal hilang.
- Cyberchondria. Cyberchondria adalah kondisi di mana seseorang terobsesi dengan mencari informasi kesehatan di internet, khususnya media sosial, dan merasa yakin bahwa ia menderita penyakit yang serius. Cyberchondria dapat membuat pengguna media sosial merasa cemas, takut, dan stres dengan kondisi kesehatannya, meskipun tidak ada bukti medis yang mendukungnya.
Penurunan Produktivitas
Dampak negatif media sosial yang lain adalah penurunan produktivitas. Produktivitas adalah kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan dengan efektif dan efisien. Produktivitas dapat menurun karena media sosial karena:
Mengganggu konsentrasi.
Media sosial dapat mengganggu konsentrasi seseorang ketika sedang mengerjakan tugas atau pekerjaan yang membutuhkan fokus dan perhatian. Media sosial dapat menyebabkan distraksi, seperti notifikasi, pesan, atau konten yang menarik, yang membuat seseorang sulit untuk fokus dan mudah teralihkan.
Menghabiskan waktu.
Media sosial dapat menghabiskan waktu seseorang yang seharusnya digunakan untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan yang penting. Media sosial dapat menyebabkan procrastination, yaitu menunda-nunda pekerjaan dengan alasan mengakses media sosial, padahal tidak ada urgensi atau manfaat yang didapat.
Media sosial juga dapat menyebabkan time distortion, yaitu ketidaksesuaian antara waktu yang dirasakan dan waktu yang sebenarnya, sehingga seseorang tidak menyadari bahwa ia telah menghabiskan waktu yang lama di media sosial.
Mengurangi kualitas.
Media sosial dapat mengurangi kualitas hasil kerja atau tugas seseorang karena kurangnya fokus, waktu, dan usaha yang diberikan. Media sosial dapat menyebabkan multitasking, yaitu melakukan beberapa tugas atau pekerjaan secara bersamaan, yang ternyata tidak efektif dan efisien, karena mengurangi kinerja otak dan memperlambat proses pemecahan masalah.
Media sosial juga dapat menyebabkan error, yaitu kesalahan atau kekeliruan yang terjadi dalam mengerjakan tugas atau pekerjaan, karena kurangnya perhatian, pemahaman, dan pengecekan.
Penyebaran Hoaks
Dampak negatif media sosial yang berbahaya adalah penyebaran hoaks. Hoaks adalah informasi yang tidak benar, palsu, atau menyesatkan yang disebarkan dengan tujuan tertentu, seperti mengelabui, merugikan, atau mempengaruhi opini publik. Hoaks dapat tersebar dengan mudah dan cepat di media sosial karena:
Viralitas.
Viralitas adalah fenomena di mana suatu konten di media sosial menjadi populer dan banyak dibagikan oleh pengguna. Viralitas dapat membuat hoaks menyebar luas dan cepat, karena pengguna media sosial cenderung mengikuti tren, menyukai, dan membagikan konten yang menarik, sensasional, atau provokatif, tanpa memeriksa kebenarannya terlebih dahulu.
Algoritma.
Algoritma adalah aturan atau proses yang digunakan oleh media sosial untuk menentukan konten apa yang ditampilkan kepada pengguna.
Algoritma dapat membuat hoaks lebih mudah ditemukan dan diakses oleh pengguna, karena media sosial cenderung menampilkan konten yang sesuai dengan preferensi, minat, atau kebiasaan pengguna, tanpa mempertimbangkan kredibilitas atau akurasi konten tersebut.
Eko chamber.
Eko chamber adalah kondisi di mana pengguna media sosial hanya terpapar oleh informasi atau opini yang sejalan dengan pandangan atau keyakinan mereka, dan tidak mendapatkan informasi atau opini yang berbeda atau bertentangan.
Eko chamber dapat membuat hoaks lebih mudah dipercaya dan diterima oleh pengguna, karena pengguna media sosial cenderung memilih, memilah, dan memfilter informasi yang sesuai dengan bias atau sudut pandang mereka, dan mengabaikan atau menolak informasi yang tidak sesuai atau menantang mereka.
Cyberbullying
Dampak negatif media sosial yang menyakitkan adalah cyberbullying. Cyberbullying adalah perilaku yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk melecehkan, menghina, mengancam, atau menyakiti orang lain melalui media sosial. Cyberbullying dapat terjadi karena media sosial memberikan:
Anonimitas.
Anonimitas adalah kondisi di mana identitas seseorang tidak diketahui atau disembunyikan di media sosial. Anonimitas dapat membuat seseorang lebih berani untuk menghina atau menyakiti orang lain, karena merasa tidak bertanggung jawab atau tidak takut akan konsekuensi dari perilakunya.
Hal ini dapat menyebabkan cyberbullying, yaitu perilaku yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk melecehkan, menghina, mengancam, atau menyakiti orang lain melalui media sosial. Cyberbullying dapat menimbulkan dampak negatif bagi korban, seperti stres, depresi, trauma, atau bahkan bunuh diri.
Menghina atau menyakiti orang lain.
Anonimitas dapat membuat seseorang merasa tidak bertanggung jawab atau tidak takut akan konsekuensi dari perilakunya. Hal ini dapat membuat seseorang lebih mudah melecehkan atau menyakiti orang lain tanpa merasa bersalah atau empati.
Impersonasi.
Impersonasi adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang untuk menyamar atau mengaku sebagai orang lain di media sosial. Impersonasi dapat membuat seseorang lebih mudah menipu, memfitnah, atau mencemarkan nama baik orang lain dengan menggunakan identitas palsu atau mencuri identitas asli orang lain.
Radikalisasi.
Radikalisasi adalah proses di mana seseorang atau kelompok mengadopsi pandangan atau ideologi yang ekstrem, intoleran, atau kekerasan terhadap orang lain yang berbeda dari mereka. Radikalisasi dapat terjadi karena media sosial memberikan:
- Aksesibilitas. Aksesibilitas adalah kemudahan yang diberikan oleh media sosial untuk mengakses atau mendapatkan informasi atau konten yang berkaitan dengan pandangan atau ideologi tertentu. Aksesibilitas dapat membuat seseorang lebih mudah terpapar atau terpengaruh oleh pandangan atau ideologi yang radikal, karena media sosial menyediakan banyak sumber, saluran, atau platform yang menyebarkan konten tersebut, baik secara terbuka maupun tertutup.
- Komunitas. Komunitas adalah kelompok atau jejaring sosial yang terbentuk di media sosial berdasarkan kesamaan minat, pandangan, atau ideologi. Komunitas dapat membuat seseorang lebih mudah terlibat atau terikat dengan kelompok atau jejaring sosial yang memiliki pandangan atau ideologi yang radikal, karena media sosial memfasilitasi interaksi, komunikasi, dan kolaborasi antara anggota-anggotanya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
- Mobilisasi. Mobilisasi adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk menggerakkan atau mengajak orang lain untuk melakukan sesuatu yang berkaitan dengan pandangan atau ideologi tertentu. Mobilisasi dapat membuat seseorang lebih mudah terlibat atau terikat dengan aksi atau kegiatan yang bersifat radikal, karena media sosial memberikan sarana, motivasi, dan dorongan untuk melakukan hal tersebut, baik secara online maupun offline.
Cara Mengatasi Dampak Negatif Media Sosial
Setelah mengetahui dampak negatif media sosial, tentu Anda tidak ingin mengalaminya, bukan? Untuk itu, Anda perlu mengatasi dampak negatif media sosial dengan cara-cara berikut:
Menjaga kesehatan mental.
Anda dapat menjaga kesehatan mental Anda dengan cara:
Menghindari perbandingan diri dengan orang lain.
Anda harus menyadari bahwa media sosial tidak selalu mencerminkan kenyataan, dan bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Anda harus menghargai dan mencintai diri Anda sendiri, dan fokus pada hal-hal yang positif dan bermanfaat bagi Anda.
Meningkatkan interaksi sosial yang nyata.
Anda harus mengurangi waktu Anda di media sosial, dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan orang-orang yang Anda sayangi, seperti keluarga, teman, atau pasangan. Anda harus berkomunikasi, bercerita, dan bersenang-senang dengan mereka secara langsung, dan merasakan kehangatan dan kedekatan yang sebenarnya.
Mengatasi kecanduan media sosial.
Anda harus mengenali tanda-tanda kecanduan media sosial, seperti sulit berhenti, mengabaikan hal-hal penting, merasa gelisah atau cemas ketika tidak online, dan mengalami gangguan tidur, makan, atau kesehatan.
Anda harus menetapkan batas waktu, frekuensi, dan tujuan penggunaan media sosial Anda, dan disiplin untuk mematuhinya. Anda juga dapat mencari bantuan profesional jika perlu.
Meningkatkan produktivitas
Anda dapat meningkatkan produktivitas Anda dengan cara:
Meningkatkan konsentrasi.
Anda harus menghilangkan atau mengurangi gangguan yang berasal dari media sosial ketika Anda sedang mengerjakan tugas atau pekerjaan yang membutuhkan fokus dan perhatian.
Anda dapat mematikan notifikasi, pesan, atau konten yang tidak penting, atau bahkan mematikan ponsel atau media sosial Anda sama sekali, sampai Anda selesai mengerjakan tugas atau pekerjaan Anda.
Mengelola waktu.
Anda harus mengatur waktu Anda dengan baik, dan memprioritaskan tugas atau pekerjaan yang penting dan mendesak. Anda harus membuat jadwal, target, atau deadline untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan Anda, dan mengikuti rencana Anda dengan disiplin.
Anda harus menghindari menunda-nunda pekerjaan dengan alasan mengakses media sosial, dan mengalokasikan waktu khusus untuk media sosial setelah Anda menyelesaikan tugas atau pekerjaan Anda.
Meningkatkan kualitas.
Anda harus memberikan fokus, waktu, dan usaha yang optimal untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan Anda dengan baik.
Anda harus menghindari multitasking, dan lebih baik mengerjakan satu tugas atau pekerjaan dengan sungguh-sungguh, daripada mengerjakan banyak tugas atau pekerjaan dengan asal-asalan. Anda juga harus memeriksa, mengoreksi, dan memperbaiki hasil kerja atau tugas Anda sebelum Anda mengirim atau menyerahkannya.
Menghindari hoaks.
Anda dapat menghindari hoaks dengan cara:
Menyaring informasi.
Anda harus kritis dan selektif dalam menerima informasi atau konten yang ada di media sosial. Anda harus memeriksa kebenaran, sumber, tanggal, dan tujuan informasi atau konten tersebut, sebelum Anda mempercayai, menyukai, atau membagikannya. A
nda dapat menggunakan situs-situs faktual, seperti Turnbackhoax.id, Cekfakta.com, atau Hoaxbuster.com, untuk membantu Anda memverifikasi informasi atau konten yang Anda temukan di media sosial.
Menyebarkan informasi.
Anda harus bertanggung jawab dan bijak dalam menyebarkan informasi atau konten yang ada di media sosial.
Anda harus memastikan bahwa informasi atau konten yang Anda sebarkan adalah benar, akurat, relevan, dan bermanfaat, dan tidak menimbulkan kebingungan, kepanikan, atau konflik. Anda juga harus menghormati hak cipta, privasi, dan etika dalam menyebarkan informasi atau konten di media sosial.
Melaporkan informasi.
Anda harus proaktif dan peduli dalam melaporkan informasi atau konten yang bersifat hoaks di media sosial. Anda dapat melaporkan informasi atau konten tersebut kepada pihak yang berwenang, seperti admin media sosial, penyedia layanan internet, atau pemerintah, agar dapat ditindaklanjuti sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Anda juga dapat mengedukasi dan menginformasikan orang-orang di sekitar Anda tentang bahaya dan cara menghindari hoaks di media sosial.
Mencegah cyberbullying.
Anda dapat mencegah cyberbullying dengan cara:
Melindungi diri sendiri.
Anda harus menjaga privasi dan keamanan Anda di media sosial. Anda harus memilih pengaturan privasi yang sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan Anda, dan tidak membagikan informasi pribadi, seperti nama, alamat, nomor telepon, atau foto, yang dapat dimanfaatkan oleh orang lain untuk melecehkan atau menyakiti Anda.
Anda juga harus menggunakan kata sandi yang kuat dan aman, dan tidak memberikannya kepada orang lain, untuk mencegah orang lain mengakses atau mengambil alih akun media sosial Anda.
Menghadapi pelaku.
Anda harus berani dan tegas dalam menghadapi pelaku cyberbullying yang mengganggu atau menyakiti Anda di media sosial. Anda dapat mengabaikan, memblokir, atau melaporkan pelaku kepada admin media sosial, penyedia layanan internet, atau pihak yang berwenang, seperti polisi, jika pelaku sudah melanggar hukum atau mengancam keselamatan Anda.
Anda juga dapat menyimpan bukti-bukti cyberbullying, seperti tangkapan layar, pesan, atau komentar, untuk digunakan sebagai bahan laporan atau pengaduan. Anda tidak perlu merespon atau menanggapi pelaku, karena hal itu hanya akan memberi mereka kepuasan atau dorongan untuk terus melakukan cyberbullying.
Minta bantuan.
Anda harus mencari bantuan dan dukungan dari orang-orang yang Anda percayai, seperti keluarga, teman, guru, atau konselor, jika Anda mengalami atau menyaksikan cyberbullying di media sosial.
Anda harus berbicara, bercerita, dan mengekspresikan perasaan Anda kepada mereka, dan meminta saran, solusi, atau tindakan yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi cyberbullying.
Anda juga dapat melaporkan cyberbullying kepada pihak yang berwenang, seperti polisi, jika cyberbullying sudah melanggar hukum atau mengancam keselamatan Anda.
Mencegah radikalisasi.
Anda dapat mencegah radikalisasi dengan cara:
Menjaga keterbukaan. Anda harus bersikap terbuka dan toleran terhadap informasi atau opini yang berbeda atau bertentangan dengan pandangan atau ideologi Anda. Anda harus mau mendengar, memahami, dan menghargai sudut pandang atau perspektif orang lain, dan tidak mudah terprovokasi atau tersinggung oleh hal-hal yang tidak sesuai dengan keyakinan Anda. Anda juga harus mau mengakui, mengoreksi, dan memperbaiki kesalahan atau kekeliruan yang Anda buat atau percayai.
Menjaga keseimbangan. Anda harus menjaga keseimbangan antara kehidupan online dan offline Anda. Anda harus mengurangi pengaruh media sosial terhadap pandangan atau ideologi Anda, dan lebih banyak mengandalkan sumber-sumber yang kredibel, objektif, dan berimbang, seperti buku, jurnal, atau media massa. Anda juga harus meningkatkan aktivitas dan keterlibatan Anda dalam kehidupan nyata, seperti belajar, bekerja, beribadah, berolahraga, atau berorganisasi, yang dapat memberikan Anda manfaat, pengalaman, dan nilai-nilai positif.
Menjaga kewaspadaan. Anda harus bersikap waspada dan kritis terhadap informasi atau konten yang berkaitan dengan pandangan atau ideologi yang radikal di media sosial. Anda harus mempertanyakan, meneliti, dan membandingkan informasi atau konten tersebut dengan sumber-sumber yang terpercaya, seperti ahli, lembaga, atau organisasi yang berwenang. Anda juga harus menghindari, menolak, atau melaporkan informasi atau konten tersebut jika Anda merasa bahwa informasi atau konten tersebut bersifat menyesatkan, merugikan, atau kekerasan.
FAQ
Berikut ini beberapa pertanyaan dan jawaban yang sering diajukan tentang dampak negatif media sosial:
Apakah media sosial selalu berdampak negatif?
Tidak, media sosial juga memiliki dampak positif, seperti memudahkan komunikasi, berbagi informasi, hiburan, dan edukasi.
Dampak negatif media sosial tergantung pada bagaimana Anda menggunakannya, dan seberapa besar pengaruhnya terhadap Anda. Anda dapat menghindari atau mengatasi dampak negatif media sosial dengan cara-cara yang telah dijelaskan di atas.
Bagaimana cara mengetahui apakah seseorang mengalami gangguan kesehatan mental akibat media sosial?
Anda dapat mengetahui apakah seseorang mengalami gangguan kesehatan mental akibat media sosial dengan memperhatikan gejala-gejala yang dialaminya, seperti perubahan suasana hati, perilaku, atau pola hidup yang signifikan, kurangnya minat atau motivasi terhadap hal-hal yang biasanya disukai, kesulitan tidur, makan, atau berkonsentrasi, perasaan sedih, cemas, takut, atau putus asa yang berlebihan dan berkepanjangan, atau bahkan pikiran atau tindakan yang berbahaya bagi diri sendiri atau orang lain.
Jika Anda merasa atau melihat adanya gejala-gejala tersebut, Anda harus segera mencari bantuan profesional, seperti dokter, psikolog, atau psikiater, untuk mendapatkan diagnosis, pengobatan, dan pemulihan yang tepat.
Bagaimana cara mengetahui apakah seseorang mengalami penurunan produktivitas akibat media sosial?
Anda dapat mengetahui apakah seseorang mengalami penurunan produktivitas akibat media sosial dengan memperhatikan kinerja, hasil, atau prestasi yang dicapainya, baik di sekolah, kampus, atau tempat kerja.
Jika Anda melihat adanya penurunan kualitas, kuantitas, atau ketepatan dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan, atau adanya kesalahan, kelalaian, atau kegagalan yang sering terjadi, kemungkinan besar seseorang mengalami penurunan produktivitas akibat media sosial.
Anda dapat membantu seseorang tersebut dengan memberikan saran, dukungan, atau bimbingan untuk mengatasi masalahnya, atau mengingatkannya untuk mengatur penggunaan media sosialnya dengan lebih baik.
Bagaimana cara mengetahui apakah seseorang terpapar atau terpengaruh oleh hoaks di media sosial?
Anda dapat mengetahui apakah seseorang terpapar atau terpengaruh oleh hoaks di media sosial dengan memperhatikan informasi atau konten yang ia terima, sukai, atau bagikan di media sosial.
Jika Anda melihat adanya informasi atau konten yang tidak benar, palsu, atau menyesatkan, yang dapat mengelabui, merugikan, atau mempengaruhi opini publik, kemungkinan besar seseorang terpapar atau terpengaruh oleh hoaks di media sosial.
Anda dapat membantu seseorang tersebut dengan memberikan informasi atau konten yang benar, akurat, dan bermanfaat, atau mengajaknya untuk lebih kritis dan selektif dalam menerima dan menyebarkan informasi atau konten di media sosial.
Bagaimana cara mengetahui apakah seseorang mengalami atau menyaksikan cyberbullying di media sosial?
Anda dapat mengetahui apakah seseorang mengalami atau menyaksikan cyberbullying di media sosial dengan memperhatikan perilaku, komentar, atau pesan yang ia terima, kirim, atau lihat di media sosial.
Jika Anda melihat adanya perilaku, komentar, atau pesan yang melecehkan, menghina, mengancam, atau menyakiti orang lain, baik secara verbal, visual, atau audio, kemungkinan besar seseorang mengalami atau menyaksikan cyberbullying di media sosial.
Anda dapat membantu seseorang tersebut dengan memberikan dukungan, simpati, atau perlindungan, atau mengajaknya untuk melaporkan cyberbullying kepada pihak yang berwenang.
Bagaimana cara mengetahui apakah seseorang terlibat atau terikat dengan pandangan atau ideologi yang radikal di media sosial?
Anda dapat mengetahui apakah seseorang terlibat atau terikat dengan pandangan atau ideologi yang radikal di media sosial dengan memperhatikan informasi, konten, atau aktivitas yang ia akses, ikuti, atau lakukan di media sosial.
Jika Anda melihat adanya informasi, konten, atau aktivitas yang berkaitan dengan pandangan atau ideologi yang ekstrem, intoleran, atau kekerasan terhadap orang lain yang berbeda dari mereka, kemungkinan besar seseorang terlibat atau terikat dengan pandangan atau ideologi yang radikal di media sosial.
Anda dapat membantu seseorang tersebut dengan memberikan informasi, konten, atau aktivitas yang moderat, toleran, atau damai terhadap orang lain yang berbeda dari mereka, atau mengajaknya untuk lebih terbuka, seimbang, dan waspada terhadap informasi, konten, atau aktivitas yang radikal di media sosial.
Penutup
Media sosial adalah salah satu fenomena yang paling mempengaruhi kehidupan manusia di era digital ini. Media sosial memiliki dampak positif dan negatif bagi individu dan masyarakat. Dampak negatif media sosial dapat berupa gangguan kesehatan mental, penurunan produktivitas, penyebaran hoaks, cyberbullying, dan radikalisasi.
Dampak negatif media sosial dapat dihindari atau diatasi dengan cara-cara yang telah saya jelaskan di atas, yaitu menjaga kesehatan mental, meningkatkan produktivitas, menghindari hoaks, mencegah cyberbullying, dan mencegah radikalisasi.
Anda juga dapat menggunakan media sosial secara bijak dan positif, dengan memilih media sosial yang sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan Anda, mengatur penggunaan media sosial Anda dengan baik, dan menyebarkan kebaikan, kebenaran, dan kedamaian di media sosial.
Dengan demikian, Anda dapat menikmati manfaat media sosial tanpa harus mengalami dampak negatifnya.