Tanggapan Laporan Temu Pendengar Radio Taiwan International Di Jakarta 2009
Penerimaan Suvenir
Membaca laporan dari Saudari Susi di Cikampek, saya menerima beberapa kritikan dari teman-teman Member Media Monitoring Club. Mengapa Pak Alwy Hasan yang mewakili Media Monitoring Club dalam penerimaan suvenir untuk Media Monitoring Club? Bukankah namanya tidak terdaftar di Media Monitoring Club? Apakah tidak ada wakil dari Media Monitoring Club yang hadir pada Temu Pendengar RTI di Jakarta?
Berbagai pertanyaan yang dilontarkan membuat saya sedikit kelabakan. Mengapa tidak, karena dalam Temu Pendengar Radio Taiwan International di Jakarta kali ini, ada 2 orang member Media Monitoring Club yang saya pastikan hadir dan memberikan konfirmasi, yaitu Bapak Eko Pramono, dan Mbak Susi-Cikampek.
Tidak ada kordinasi yang baik
Kegiatan Temu Pendengar kali ini, berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan, namun, tidak adanya koordinasi dan komunikasi yang baik antara pihak RTI, panitia di Jakarta, Klub-klub pendengar di Indonesia, dan para peserta Temu Pendengar menyebabkan hal itu terjadi.
MMC Makassar
Kemungkinan besar Bapak Alwy Hasan naik mewakili Media Monitoring Club, karena mengira tidak ada wakil dari MMC Makassar. Sebenarnya, penyebutan MMC Makassar juga keliru, Media Monitoring Club memang bermarkas di Makassar, tapi membernya tersebar di seluruh pelosok tanah air, maupun di beberapa negara seperti Taiwan, Arab Saudi, Oman, Abu Dhabi, dan beberapa negara lainnya. Ini berarti Media Monitoring Club bukanlah klub lokal yang diperuntukkan bagi warga Makassar saja.
Media Monitoring Club di WRTH
Klub ini telah diakui dalam buku World Radio TV Handbook 2009, direktori radio dan TV seluruh dunia, bahwa di Indonesia, telah ada klub pendengar selain IDXC, yaitu Media Monitoring Club.
Member MMC tidak kenal satu sama lain
Dan, yang sedikit saya sesalkan, mengapa antara member Media Monitoring Club tidak saling mengenal satu sama lain? Padahal nama-nama mereka telah tercatat di blog Media Monitoring Club.
Kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua, baik bagi pihak RTI, pihak klub pendengar seluruh Indonesia, para member Media Monitoring Club, maupun pihak lain yang terkait dengan Temu Pendengar ini, bahwa perlu adanya koordinasi dan komunikasi yang baik antara berbagai pihak, jika hendak mengadakan Temu Pendengar.
Meskipun Temu Pendengar diadakan di Jakarta, Yogyakarta, Makassar, atau di mana saja, maka Klub-klub pendengar yang bermarkas di wilayah lain perlu juga diajak berkoordinasi dan berkomunikasi, begitu pula dengan para peserta, yang punya klub pendengar, datang atas nama klub masing-masing, bukan atas nama pribadi ataupun mewakili pihak lain, walaupun pihak lain tidak sempat hadir, sehingga tidak terjadi kesalahan teknis seperti itu, dan menimbulkan prasangka yang tidak baik dari pihak-pihak tertentu.
Momen Bersejarah
Temu Pendengar yang diadakan oleh Radio Internasional seperti RTI, Merupakan moment bersejarah, baik buat radio itu sendiri, klub pendengar, maupun para pendengar, bukan semata-mata sebagai acara jumpa fans, makan-makan dan bagi-bagi suvenir. Acara seperti ini akan menjadi masukan bagi pihak radio, dan menjadi momentum bagi klub-klub pendengar untuk tetap eksis dan aktif dalam kegiatan-kegiatan keradioan: MENDENGAR, MENGIRIM SURAT dan BERPARTISIPASI, yang akan berkontribusi dalam meningkatkan mutu programa maupun siaran radio bersangkutan.
Saya, atas nama Media Monitoring Club meminta maaf kepada pihak Radio Taiwan International, dan kepada wakil Media Monitoring Club yang hadir atas kesalahan teknis ini. Semoga hal ini menjadi pelajaran bagi kita, sehingga hal-hal seperti ini tidak terjadi. Mari kita saling berkomunikasi dan mempererat silaturrahmi.