Kondisi bangsa dan pendidikan Indonesia
Keadaan suatu bangsa di suatu negara berbanding lurus dengan keadaan pendidikan di negara tersebut. Suatu bangsa yang maju pasti memiliki sistem pendidikan yang sangat bagus.
Dan juga sebaliknya, negara yang terbelakang pasti sistem pendidikannya penuh kekacauan. Begitu pula dengan Indonesia yang saat ini mengalami krisis multidimensional, mulai dari krisis ekonomi, sosial-politik, moral dan lain sebagainya, ternyata juga memiliki sistem pendidikan yang belum sepenuhnya mapan.
Menurut laporan UNESCO Educational For All Global Monitoring Report 2012 pendidikan di Indonesia menempati urutan ke-64 dari 120 negara dan terhadap kualitas pendidikan di Negara-negara berkembang di Asia Pacific, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara.
Sedangkan menurut Indeks Perkembangan Pendidikan (Education Development Index, EDI) pada tahun 2011, Indonesia menempati peringkat ke-69 dari 127 negara.
Dalam dunia Pendidikan Tinggi menurut majalah Asia Week dari 77 universitas yang disurvai di asia pasifik ternyata 4 universitas terbaik di Indonesia hanya mampu menempati peringkat ke-61, ke-68, ke-73 dan ke-75i).
Jika bangsa ini ingin memperbaiki kondisi krisis dan mampu bersaing dengan negara-negara maju, hal pertama yang harus diperbaiki ialah sistem pendidikannya.
Pendidikan Indonesia haruslah menjadi sebuah pendidikan yang berdaya saing Internasional, dengan kata lain, pendidikan Indonesia memiliki kualitas yang setara atau bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan sistem pendidikan di negara-negara maju. Sebab hanya melalui pendidikan sajalah, ketrampilan dan karakter bangsa ini bisa dibentuk.
Begitu pula dalam menyukseskan program Revolusi Mental, juga tidak bisa melepaskan peran pendidikan, karena pendidikan menjadi tonggak utamanya. Mental bangsa ini hanya bisa dibentuk melalui pendidikan.
Berbagai kelemahan pendidikan di Indonesia
Penyebab masih rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain yakni, pendidikan di Indonesia ini masih memiliki segudang kelemahan-kelemahan.
Untuk mengubah kelemahan tersebut menjadi sebuah kekuatan maka harus kita petakan terlebih dahulu agar kita mengetahuinya secara jelas letak kelemahan itu. Adapun kelemahan-kelemahan pendidikan di Indonesia secara garis besar ialah sebagai berikut.
1. Mahalnya biaya pendidikan
Dengan biaya yang begitu mahal ini menyebabkan angka putus sekolah sangat tinggi.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, rata-rata nasional angka putus sekolah usia 7-12 tahun mencapai 0,67% atau sekitar 182.773 anak, usia 13-15 tahun mencapai 2,21% atau sekitar 209.976 anak dan usia 16-18 tahun semakin tinggi hingga 3,14% atau sekitar 223.676 anakii).
2. Keterbatasan sarana fisik
Masih banyak keterbatasan dalam hal sarana fisik pada pendidikan kita. Terutama pada sekolah-sekolah di daerah perbatasan dan daerah terpencil.
Jangankan mempunyai media pembelajaran yang baik, terkadang gedung yang mereka pergunakan sangat jauh dari standar kelayakan dan kenyamanan. Ada pula yang tidak memiliki perpustakaan dan laboratorium.
Dengan keterbatasan ini, maka anak didik kita tidak mengenal berbagai peralatan canggih sementara di negara maju mereka bukan saja diajarkan untuk menggunakan dan mengetahui cara kerjanya, namun mereka sudah diajari untuk membuat serta mengembangkan dan membuat inovasi terbaru.
3. Kualitas dan kesejahteraan guru yang rendah
Kesejahteraan guru dinilai masih kurang layak. Terbukti dengan demontrasi yang sering dilakukan oleh guru hampir di seluruh Indonesia yang menuntut kenaikan gaji. Maka kalau dulu Drs. Moh. Hatta mengungkapkan bahwa koperasi saka guru ekonomi maka sekarang menjadi kebalikannya ekonomi guru saka koperasi (ekonomi guru dari koperasi).
Tingkat kesejahteraan yang rendah ini mengakibatkan guru harus mencari tambahan penghasilan di luar sehingga mereka lupa untuk meningkatkan kualitas keilmuan dan ketrampilan mengajar.
Maka tidak mengherankan kalau menurut Bank Dunia di tahun 2012 secara umum kualitas dan kompetensi guru di Indonesia masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Dari sisi kualifikasi pendidikan, hingga saat ini dari 2,92 juta guru baru sekitar 51% persen yang berpendidikan S-1 atau lebih, sedangkan sisanya belum berpendidikan S-1.
Sedangkan yang memenuhi syarat sertifikasi hanya sekitar 70,5% atau 2,06 juta guru. Selebihnya belum memenuhi persyarataniii).
Kalau kualitas guru begitu rendah maka apa yang bisa diharapkan dari pendidikan di sekolah?
4. Belum banyak diajarkan ketrampilan
Belum banyak diajarkannya ketrampilan (skill) menyebabkan mutu sumber daya manusia menjadi sangat rendah. Padahal dunia kerja membutuhkan manusia yang bermutu tinggi dan mempunyai berbagai macam ketrampilan.
akhirnya para lulusan ini ketika melamar pekerjaan di mana-mana tidak diterima. Sedangkan untuk membuka usaha sendiri tidak mempunyai modal dan keberanian yang cukup. Pada akhirnya para lulusan ini menjadi semakin menambah banyaknya jumlah pengangguran.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat pengangguran terbuka didominasi oleh penduduk yang berpendidikan Sekolah menengah Kejuruan (SMK) yakni sebesar 9,05% kemudian disusul oleh lulusan Sekolah Menengah Atas sebesar 8,17% lalu lulusan Diploma I/II/III sebesar 7,49 dan terendah lulusan Sekolah Dasar (SD) sebesar 3,16% di periode Febuari 2015iv).
Pengangguran ini pada akhirnya menambah angka kemiskinan dan kriminalitas sehingga bangsa ini semakin menderita krisis yang berkepanjangan.
Kelebihan pendidikan di Indonesia
Di samping memiliki segudang kelemahan, ternyata pendidikan di Indonesia juga mempunyai kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh negara-negara lain, yakni:
1. Pada preambule (pembukaan) UUD 1945 tertera suatu cita-cita besar “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”.
Hanya bangsa Indonesia yang berani menuliskan cita-cita mulia untuk mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa pada bagian pokok kaidah negara yang fundamental. Bukan hanya itu, cita-cita ini kemudian terjabarkan dalam pasal 31 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
Kemudian dilanjutkan dengan lebih spesifik pada ayat (2) bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Itu artinya ada komitmen yang pasti dari pemerintah untuk menjamin semua warganya untuk mendapatkan pendidikan.
2. Melimpahnya Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya alam yang melimpah merupakan sebuah peluang kita untuk mengolah secara maksimal untuk membuat sebuah desain pembelajaran yang berkualitas. Melimpahnya sumber daya alam ini didukung oleh banyaknya sumber daya manusia.
Dengan begitu Indonesia memiliki sebuah kegiatan pembelajaran yang baik karena banyak manusia yang berpotensi untuk mengembangkannya (ketersediaan tenaga pendidik) dan dikembangkannya (peserta didik).
Menuju Pendidikan yang Berdaya Saing Global
Pendidikan yang berdaya saing global bukan hanya pendidikan yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantarnya. Tetapi hakekat dari pendidikan yang berdaya saing global ialah kualitasnya harus sama atau bahkan lebih tinggi daripada pendidikan di negara-negara maju.
Pendidikan yang berdaya saing global juga ditandai dengan pelayanan pendidikan yang prima dan menghasilkan lulusan yang bisa mengharumkan nama bangsa.
Untuk menuju hal tersebut, kita sebenarnya mempunyai kelebihan (seperti yang dijabarkan di atas) dibandingkan negara-negara lain walaupun di balik itu ada beberapa kelemahan. Kelebihan itu seharusnya dimaksimalkan dan jangan sampai malah dikesampingkan.
Kelebihan itulah yang menjadi pembeda sekaligus kekuatan utama pendidikan di Indonesia. Sedangkan kelemahan-kelemahan tersebut perlahan kita perbaiki. Namun upaya perbaikan itu jangan sampai melalaikan kita untuk memaksimalkan kelebihan yang kita miliki.
Sumber
i) https://van88.wordpress.com/makalah-permasalahan-pendidikan-di-indonesia/?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C7854793453
ii) http://m.news.viva.co.id/news/read/409770-mendikbud-angka-putus-sekolah-masih-tinggi-di-indonesia-masih-rendah?epi=7%2CPAGEID10%2C3345593124
iii) https://www.selasar.com/budaya/kualitas-guru-berdasarkan-tingkat-pendidikan-di-indonesia-masih-rendah?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C3345593124
iv) http://m.liputan6.com/bisnis/read/2226109/745-juta-penduduk-ri-menganggur-terbanyak-lulusan-smk